Senin, 25 Mei 2015

co-working space Indonesia


Apa itu Co-Working Space
Saat jaring-jaring koneksi internet semakin melebar, dunia digital semakin membesar. Ruang- ruang di dunia maya ini menyedot banyak oarang tenggelam dan terkoneksi nirbats di dalamnya. Namun keterikatan pada dimensi lokal nyata tidak dapat dimungkiri. Kebutuhan akan suatu ruang untuk kantor kerap identik dengan biaya sewa yang mahal atau dana pendirian perusahaan yang tinggi. Muncullah co-working space. Istilah ini bukanlah sesuatu yang baru. Co-working space telah marak di sejumlah negara sejak sekitar satu dekade yang lalu. Di Indonesia, co-working space juga telah ada di sejumlah kota seperti Jakarta, Bandung, Depok, Yogyakarta, Bali serta Malang. Meskipun demikian, jumlahnya masing terbilang kecil dibandingkan jumlah pelaku start-up.
Secara sederhana, co-working space merupakan istilah untuk menyebut lokasi para pelaku star-up untuk bekerja. Biasanya co-working space bersifat terbuka karena bisa digunakan semua orang untuk bekerja dengan cara menyewa. Kelebihannya co-working space bersifat jauh lebih ekonomis jika dibandingkan dengan menyewa gedung, ruang meeting di hotel, atau menghabiskan waktu berjam-jam di kafe atau restoran. Pemilik co-working space biasanya menawarkan paket keanggotaan tertentu untuk para penyewa atau pengguna. Misalnya penyewaan harian atau bulanan.
Co-working space kebanyakan menawarkan lokasi yang strategis dan fasilitas dasar penunjang seperti meja-kursi dan akses internet denagn wifi. Selain itu, co-working space membuka ruang kesempatan untuk menjalin relasi yang lebih luas antar pelaku star-up. Sejumlah co-working space juga menyediakan area khusus sebagi lokasi pengadaan seminar atu workshop. Pemilik co-working space kebanyakan juga memiliki koneksi dengan narasumber atau pakar dalam bidang usaha tertentu. Para profesional ini bisa didatangkan pada acara seminar yang diadakan di co-working space.
Tidak ada formasi yang sama untuk co-working space, tergantung dari pemilik atau penyedia co-working space. Selain lokasi bekerja dan seminar sejumlah co-working space juga ada yang menyediakan tempat untuk menginap atau ruangan untuk berolahraga. Meskipun ditujukan untuk pembisnis pemula, coworking space juga terbuat untuk umum seperti penggiat LSM, mahasiswa, dan pekerja lepas (freelancer). Co-working space memberikan kesempatan pada setiap penyewa atau pengguna ruangan untuk datang dan pergi tanpa ikatan waktu tertentu. Anda bisa datang bebas ke co-working space untuk bekerja. Co-working space juga bisa menjadi salah satu pilihan meeting point karena lokasinya relatif strategis. Comma, Freeware, Jogja Digital Valley, Hubud, Pusat Kreatif Bandung, dan start up di Malang, Surabaya, Depok adalah contohnya di indonesia meskipun hanya berperan sebagai penyedia lokasi, tidak tertutup kemungkinan, dari tempat ini muncul pembisnis baru yang turut mengangkat perekonomian daerah dan Indonesia.

Perkembangan Start Up Company di Indonesia
Kata Startup merupakan serapan dari Bahasa Inggris yang berarti tindakan atau proses memulai sebuah organisasi baru atau usaha bisnis. Menurut Wikipedia, Startup merujuk pada perusahaan yang belum lama beroperasi. Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat. Mulai berkembang akhir tahun 1990-an hingga tahun 2000, nyatanya istilah Startup banyak dihubungkan dengan segala yang berbau teknologi, web, internet dan yang berhubungan dengan ranah tersebut karena istilah Startup sendiri mulai popular secara internasional pada masa buble dot-com. Beberapa karakteristik perusahaan Startup tersebut diantaranya:
a.       Usia perusahaan kurang dari 3 tahun
b.      Jumlah pegawai kurang dari 20 orang
c.       Pendapatan kurang dari $ 100.000/tahun
d.      Masih dalam tahap berkembang
e.       Umumnya beroperasi dalam bidang teknologi
f.       Produk yang dibuat berupa aplikasi dalam bentuk digital
g.      Biasanya beroperasi melalui website
Perkembangan Startup di Indonesia bisa dikatakan cukup pesat menggembirakan. Setiap tahun bahkan setiap bulan banyak founder-founder (pemilik) Startup baru bermunculan. Potensi pengguna internet Indonesia yang semakin naik dari tahun ke tahun tentunya merupakan suatu lahan basah untuk mendirikan sebuah Startup. Berdasarkan beberapa riset, pada tahun 2013 saja diperkirakan pengguna internet di Indonesia mencapai 70 juta orang, bisa dibayangkan berapa jumlah user internet Indonesia beberapa tahun kedepan. Selain itu daya beli masyarakat yang meningkat seiring dengan naiknya pendapatan perkapita masyarakat Indonesia ikut mempengaruhi perkembangan industri digital. Startup di Indonesia digolongkan dalam tiga kelompok yaitu Startup pencipta game, Startup aplikasi edukasi serta Startup perdagangan seperti e-commerce dan informasi.
Di Indonesia sekarang ini telah banyak berdiri komunitas founder-founder Startup. Seperti Bandung Digital Valley (bandungdigitalvalley.com), Jogja Digital Valley (jogjadigitalvalley.com), Ikitas (www.ikitas.com), Inkubator Bisnis di Semarang, Stasion (stasion.org) wadah bagi Startup lokal kota Malang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan adanya komunitas ini tentunya akan memudahkan para founder untuk saling sharing, membimbing bahkan untuk menjaring investor. Para founder dapat pula mengikuti kompetisi yang diadakan oleh beberapa perusahaan seperti Telkom untuk menjadi investor mereka.
Hal yang paling utama untuk mendirikan Startup adalah tim yang solid, karena dengan adanya tim yang solid bisa memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif. Dengan ide dan eksekusi yang tepat, tentunya para founder tidak akan kesulitan menarik minat masyarakat maupun mencari investor.

Co-Workig Space di Indoesia dan Profil Co-Working Space
Dunia startup Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan positif. Banyak inkubator dan co-working space yang muncul di berbagai tempat di kota besar di Indonesia, dan semuanya bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan startup. Beberapa tempat disediakan secara gratis dan beberapa lagi berbayar. Berikut adalah empat belas tempat co-working space di Indonesia yang bagus untuk bekerja, berinteraksi, berkolaborasi, belajar, dan mengembangkan startup Anda di Indonesia :
1.      Bandung Digital Valley | Bandung
BDV (Bandung Digital Valley adalah co-working space gratis yang diluncurkan oleh Telkom di Bandung pada bulan Desember tahun 2011 lalu. Berlokasi di R&D center milik Telkom, tempat ini memiliki luas 1.200 meter persegi, dan Telkom mengijinkan orang-orang menggunakannya sebagai co-working space, ruangan gadget, ruangan rapat, dan ruangan inkubasi.
BDV dibangun untuk mendukung dan memfasilitasi perusahaan atau produk milik technopreneur atau developer dan menjembatani mereka dengan target pasarnya. Telkom mengatakan bahwa mereka akan berinvestasi sebesar Rp 50 miliar di BDV untuk jangka waktu tiga tahun ke depan.
Co-working space ini sendiri bisa menampung 100 orang. Untuk bisa menempati BDV, Anda hanya perlu mendaftarkan diri di situsnya.
2.      CodeMargonda | Depok
CodeMargonda adalah co-working space pertama di kota Depok, Jawa Barat dan didirikan oleh Tommy Herdiansyah dan Febrian Shandy Rifano pada September 2013. Coworking space yang satu ini cukup mencuri perhatian karena kerap menjadi lokasi kegiatan komunitas digital dan non-digital di Depok, termasuk komunitas developer mobile yang tumbuh pesat di Depok. Tempat ini bertujuan untuk memfasilitasi interaksi dan kolaborasi antara startup lokal yang ada di wilayahnya. Tempat ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk 35 orang, dan juga memiliki ruang rapat, dan ruang diskusi.
Tim atau individu yang non-profit bisa menggunakan tempat ini secara gratis. Tapi mereka yang mencari profit dari usahanya harus membayar. Biaya sewanya adalah Rp 15.000 per empat jam untuk member dan Rp 25.000 untuk non-member. Biaya sewa per bulannya sebesar Rp 660.000, dan biaya sewa per tahunnya sebesar Rp 7,9 juta.
Selain menyediakan tempat, CodeMargonda juga sering mengadakan event gratis atau berbayar seperti workshop dan diskusi.
3.      COMMA | Jakarta
COMMA (Collaboration Matters) mengaku sebagai co-working space pertama di kota Jakarta, dan didirikan oleh tujuh nama besar di dunia entrepreneur Indonesia seperti Rene Suhardono (career coach dan founder ImpactFactory), Yoris Sebastian (founder konsultan kreatif OMG), dan Dondi Hananto (founder wujudkanID) di bulan November 2012 lalu.
COMMA ingin menumbuhkan lingkungan entrepreneur di Indonesia dengan memfasilitasi orang-orang dari berbagai latar belakang agar mereka bisa berinteraksi dan berkolaborasi. Tidak seperti co-working space lainnya, yang secara spesifik ditujukan untuk startup, technopreneur, atau developer, COMMA menerima orang dengan latar belakang yang berbeda yang tertarik dan ingin bergabung di industri teknologi.
COMMA bisa menampung 40 orang, punya ruang rapat, dan bahkan punya lounge untuk bermain Playstation dan tenis meja. Coworking space ini menyediakan berbagai fasilitas seperti wi-fi, locker pribadi, minuman, printer, scanner, alat tulis, hingga kamar mandi. Untuk bisa menikmati layanannya,  Tiap kursi atau tempatnya bisa digunakan dengan membayar Rp 50.000 per dua jam atau Rp 90.000 per tiga jam. Tapi jika Anda ingin tinggal lebih lama, Anda bisa mendaftar sebagai anggota dengan membayar Rp 3 juta per bulan.
Alamat: Jl. Wolter Monginsidi No.63 B, One Walter Place Lt. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12180 | Senin-Jumat, pada pukul 09.00-17.00 WIB.
4.      Ciputra GEPI Incubator | Jakarta
Ciputra GEPI Incubator (CGI) diprakarsai oleh Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) dan perusahaan properti Ciputra.
Space komunitas startup ini ingin menumbuhkan lingkungan entrepreneur di Indonesia dengan menyediakan space fisik di Jakarta. Tempat ini memiliki luas sebesar 520 meter persegi dan berfokus pada event, meetup, networking, dan pelatihan. Tim CGI berencana memiliki paling tidak satu event tiap minggunya dan akan melakukan yang terbaik untuk tetap gratis dan terbuka.
Alamat: DBS tower lt. 9, Ciputra World I Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5, Jakarta, 12940 | Senin-Jumat, pada pukul 09.00-18.00 WIB.
5.      Freeware | Jakarta
Freeware adalah co-working space gratis di Jakarta. Perusahaan VC/investor, Grupara, awal tahun ini bekerja sama dengan perusahaan energi Medco Energi untuk membantu entrepreneur yang masih berada dalam fase awal untuk mengembangkan perusahaannya dengan menyediakan co-working space yang nyaman dan pembentukan komunitas.
Freeware tidak hanya terbatas untuk perusahaan teknologi, tapi segala bentuk bisnis Service Management Enterprise (SME) seperti fashion, jasa, dan media. Freeware juga mengadakan sesi sharing rutin yang bertujuan untuk membahas topik tertentu tiap minggunya, dan dibawakan oleh pembicara yang terkenal dari industri startup. Freeware sudah cukup penuh saat ini dengan 14 startup yang menggunakan layanannya di tahun ini.
6.      HackerSpaceBDG | Bandung
HackerSpaceBDG adalah co-working space di Bandung yang didirikan oleh Reza Prabowo dan Yohan Totting. Mereka ingin memfasilitasi startup, komunitas, atau individu; sebuah tempat bekerja dan berkolaborasi.
Tempat ini menawarkan delapan space dengan akses internet secara gratis, tetapi jika ingin bekerja secara permanent, dapat mendonasikan uang sebesar Rp 500.000 per bulan. Tempat ini juga terkadang digunakan untuk event startup.
7.      HackerSpaceYK | Yogyakarta
HackerSpaceYK adalah co-working space di Yogyakarta yang didirikan oleh Reza Prabowo dan Yohan Totting. Seperti halnya HackerSpaceBDG, tempat ini memfasilitasi tim atau individu dari industri kreatif seperti startup, desainer, dan penulis.
Tempat ini memiliki 12 space dan bisa digunakan dengan membayar Rp 300.000 per bulannya. Luas HackerSpaceYK adalah sekitar 30 meter persegi.
8.      Jogja Digital Valley | Yogyakarta
JDV (Jogja Digital Valley) adalah co-working space gratis kedua yang dibangun oleh Telkom, dan didirikan di kota Yogyakarta pada bulan Agustus lalu. Konsep dan layanan yang diberikan JDV sama dengan BDV, dan sama-sama bertujuan untuk mendorong pertumbuhan perusahaan milik technopreneur atau developer dan menjembatani mereka dengan target pasarnya. Tempat ini memiliki luas 800 meter persegi, ruangan gadget, ruangan rapat, dan ruang inkubasi. Co-working space ini bisa menampung sampai 50 orang.
Telkom menginvestasikan Rp 10 miliar selama tiga tahun ke depan untuk JDV. Seperti halnya BDV, untuk menggunakan tempat ini, Anda hanya perlumendaftar di situsnya.
Setelah Bandung dan Yogyakarta, Telkom juga berencana membangun Digital Valley di kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan Bali.
9.      Hubud | Bali
Hubud adalah co-working space pertama di Ubud yang didirikan oleh tiga ekspatriat bernama Peter Wall, John Alderson, dan Steve Munroe. Tempat ini didesain dengan konsep tempat terbuka yang dikelilingi taman dan dilengkapi dengan fasilitas seperti internet yang cepat, printer, scanner, mesin foto copy, dan ruang seminar.
Hubud (Hub-in-Ubud) berada di Bali, dengan arsitektur dan interior yang khas didominasi kayu dan bambu, Hubud bisa jadi adalah lokasi coworking paling cantik di Indonesia. Posisinya di Bali membuatnya digemari oleh pekerja mobile dari luar negeri
Bagi yang ingin bekerja di Hubud, diwajibkan untuk mendaftar sebagai member dengan biaya yang berbeda-beda, seperti Rp 500.000 untuk 25 jam kerja per bulan atau Rp 2,5 juta untuk jam kerja tak terbatas selama satu bulan. Hubud memiliki operating hour selama 24 jam setiap harinya, sehingga member bisa datang kapan saja untuk bekerja. Co-working space ini juga sering mengadakan acara gratis seperti meetup atau diskusi dengan berkolaborasi dengan berbagai komunitas yang bisa diikuti oleh member.
10.  Pusat Kreatif Bandung | Bandung
Pusat Kreatif Bandung yang didirikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI ini merupakan co-working space yang juga berperan sebagai pusat inkubasi. Tempat ini diresmikan pada bulan Mei lalu dan terbuka untuk umum, dengan syarat harus mendaftar sebagai member terlebih dahulu.
Fasilitas yang ditawarkan antara lain ruang kerja, ruang seminar, 2 ruang meeting, internet, dan lab dari Intel.
11.  Lineup Hub | Bali
Lineup Hub merupakan sebuah co-working space yang terletak di Seminyak. Co-working space yang terbilang baru yakni dibuka sekitar bulan Mei tahun ini mempunyai dua lantai dengan berbagai fasilitas seperti wi-fi, ruang seminar, coffee brewer, dan PlayStation 4 yang bisa dimainkan di waktu senggang.
Kisaran harga untuk member di Lineup Hub berbeda-beda, mulai dari Rp 1 juta per bulan untuk paket Basic (yakni hanya bisa mendapatkan akses 5 hari kerja dalam sebulan, serta diskon jika ingin menambah jumlah hari), hingga Rp 2,9 juta untuk paket Full-Time (mendapat akses tak terbatas selama sebulan, prioritas lebih menggunakan ruang seminar, menggunakan loker, dan lainnya). Bagi Anda yang tertarik mencoba, Anda juga bisa menggunakan paket harian yakni sebesar Rp 250.000 untuk satu hari. Lineup Hub beroperasi mulai dari jam 10 pagi hingga 1 malam dan buka pada hari Senin-Sabtu.
12.  Startup Getaway | Bali
Berbeda dari yang lainnya, Startup Gateway yang didirikan oleh Liv.it (dulunya Contenga), sebuah komunitas startup teknologi, tidak hanya menawarkan co-working space, tapi juga menawarkan konsep lain yakni co-living space.
Tidak hanya bekerja, Anda juga bisa tinggal di Startup Gateway. Startup Gateway menyediakan enam power house (semacam villa) berbeda dengan berbagai fasilitas di dalamnya. Selain co-working space, Anda bisa menggunakan fasilitas lain seperti dapur, kolam renang, gazebo, kamar tidur, perpustakaan, cafe, dan fasilitas lainnya. Asiknya, semua kebutuhan harian Anda dipenuhi oleh Startup Getaway mulai dari makan hingga laundry. Keenam power house tersebut terletak berdekatan dalam satu lokasi yang dikelilingi oleh panorama hamparan padi di sawah yang asri dan terkoneksi dengan wi-fi yang stabil.
Pelanggan Startup Getaway biasanya datang dengan satu tim startup yang menyewa satu power house dalam jangka waktu tertentu. Namun, Anda juga bisa bekerja di sini secara perorangan dengan jangka waktu yang bisa Anda tentukan sendiri. Biaya sewa di Startup Getaway tergantung pada durasi waktu, seperti harian, mingguan, atau bulanan, serta tergantung pada jenis kamar tidur yang di sewa. Harga termurah di Startup Getaway dimulai dari USD 50 (atau sekitar Rp 590.000) per hari.
13.  The Sanur Space | Bali
The Sanur Space (TSS) adalah sebuah co-working space yang didirikan oleh PT EMIK yang merupakan cabang Emic Research di Indonesia, sebuah perusahaan riset dan konsultasi asal Belanda. TSS bertujuan untuk menyediakan co-working space yang fleksibel bagi para profesional lokal maupun internasional, serta mengadakan berbagai acara khususnya dalam bidang sosial.
TSS menyediakan empat ruang bagi pelanggan, yakni main room, white room, dapur, serta ruang terbuka berupa taman. Main room biasanya digunakan untuk tempat bekerja yang dilengkapi dengan fasilitas seperti printer, scanner, mesin foto copy, dan white board. Sementara white room biasanya digunakan sebagai ruang untuk presentasi, seminar, ataupun rapat.
Kisaran harga sewa di TSS yakni sekitar USD 15 (sekitar Rp 178.000) per hari. TSS beroperasi mulai dari jam 6 pagi hingga 10 malam dan buka setiap hari kecuali hari Minggu.
14.  WAVE Bali | Bali
WAVE merupakan sebuah co-working space yang didirikan oleh Ryuta Saito dan Noritaka Kobayashi pada Februari 2014. Mereka ingin memfasilitasi inovator, startup, komunitas, atau individu; sebuah tempat bekerja dan berkolaborasi.
Co-working space yang terletak di Kuta ini menyediakan wi-fi, printer, scanner, mesin foto copy, serta air mineral gratis bagi para member. WAVE juga bisa dijadikan tempat untuk mengadakan berbagai acara.
Di antara semua co-working space, WAVE termasuk yang paling murah. Member bisa memilih paket mingguan yakni sebesar Rp 150.000, paket 2 mingguan Rp 300.000, dan paket bulanan sebesar Rp 500.000. Bagi Anda yang hanya ingin mampir bekerja di WAVE sehari atau dua hari, Anda tetap bisa menggunakan fasilitas di WAVE dengan harga yang bisa dinegosiasikan. WAVE beroperasi mulai dari jam 10 pagi hingga 6 malam.
15.  Conclave | Jakarta
Conclave bisa dibilang merupakan co-working space baru di Jakarta. Co-working space ini memiliki ruang auditorium yang bisa menampung 125 orang, ruang konferensi, perpustakaan, dan tentunya workspace. Member Conclave bisa menikmati berbagai fasilitas seperti internet, locker pribadi, layanan printing, dan espresso. Paket untuk member Conclave bervariasi, mulai dari paket per jam dengan biaya Rp 50.000, per hari Rp 200.000, hingga per tahun dengan biaya Rp 25 juta. Lihat kalender Conclave untuk mengetahui acara yang diselenggarakan di co-working space ini.
Alamat: Jl. Wijaya 1 No. 5C, Jakarta Selatan, 12170 | setiap hari, 08.00-16.00 WIB.
16.  WorkOut | Jakarta
Co-working space yang satu ini menawarkan hal yang cukup unik, yakni selain bekerja, member juga bisa workout atau berolah raga. WorkOut menawarkan tiga layanan utama yakni co-working space dengan tarif Rp 200.000 per empat jam, empat private office yang dibanderol dengan harga berbeda mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per minggu, dan dua ruang meeting dengan tarif Rp 200.000 per jam. WorkOut menyediakan fasilitas seperti wifi, minuman, locker pribadi, TV, hingga sepeda.
Alamat: Jl. Pintu Lima, Kawasan Gelora Bung Karno Sports Complex, Jakarta Pusat, 10270 | Senin-Jumat, pada pukul 09.00-17.00 WIB.
17.  Jakarta Digital Valley | Jakarta
Sama seperti Bandung Digital Valley dan Jogja Digital Valley, co-working space ini didirikan oleh Telkom untuk mendorong pertumbuhan perusahaan milik technopreneur atau developer dan menjembatani mereka dengan target pasarnya. Jakarta Digital Valley sendiri baru didirikan pada 25 November 2014 lalu. Terkait member, Jakarta Digital Valley kemungkinan besar juga merupakan co-working space gratis seperti dua pendahulunya. Anda yang tertarik hanya perlu mendaftar, yang kemudian akan diseleksi oleh pihak Jakarta Digital Valley.
Co-working space baru ini memiliki luas 500 meter persegi, lengkap dengan ruangan gadget, ruangan rapat, dan ruang inkubasi. Jakarta Digital Valley bisa menampung hingga 50 orang.
Alamat: Menara Multimedia, Jl. Kebon Sirih No.10, Jakarta Pusat, 10110.
18.  Kejora | Jakarta
Co-working space Kejora diluncurkan pada Maret 2014. Kejora dikelola oleh figur terkenal di ranah startup teknologi Indonesia seperti Andy Zain (direktur Jakarta Founder Institute) dan Sebastian Togelang (founding partner Mountain SEA Ventures). Co-working space ini mempunyai luas 1.000 meter persegi, dengan menyediakan fasilitas seperti meja kerja, layanan printing, ruang meeting, dan lain sebagainya. Selain itu, member Kejora juga bisa menghadiri acara, workshop, dan berinteraksi dengan mentor.
Ada tiga cara bagi startup untuk bisa menikmati layanan di Kejora. Yakni bergabung dengan Jakarta Founder Institute, mengikuti inkubasi startup Ideabox yang didukung oleh Indosat, atau harus memperoleh investasi terlebih dahulu dari Mountain SEA Ventures.
Alamat: Barito Pacific Plaza Tower B, lt. 6, Jl. S. Parman, KAV 62-63, Slipi, Jakarta, 11410.
19.  Biline Space | Jakarta
Sebagai co-working space yang masih baru, sebagian fasilitas Biline Space seperti ruang meeting, convenience store kecil, dan layanan printing masih berlabel coming soon. Tapi Anda bisa menikmati berbagai fasilitas yang sudah tersedia di Biline Space, seperti wifi, sepeda, TV, ruang game, hingga pantry. Biline Space menyediakan tiga paket pilihan untuk pengunjung, yakni paket membership per bulan dengan tarif Rp 2 juta, paket membership per minggu dengan tarif Rp 500.000, dan paket harian dengan tarif Rp 100.000.
Alamat: Jl. Prapanca Raya No. 12/13, Jakarta Selatan | Senin-Sabtu, pada pukul 08.00-20.00 WIB.
20.  TierSpace | Jakarta
Satu lagi co-working space baru di Jakarta, TierSpace diluncurkan pada pertengahan Januari 2015. Tier Space menyediakan dua tipe ruang kerja yang berbeda yaitu co-working space dan private office suite atau kantor.
Untuk co-working space, TierSpace menyediakan workspace yang didukung dengan ketersediaan Wi-Fi, meeting room dengan kapasitas 5 hingga 8 orang, Skype booth, dan lain sebagainya. Sedangkan private office ditujukan untuk perusahaan dengan tim kecil beranggotakan dua hingga lima orang. Private office bisa dibilang seperti ruang kantor kecil yang berisi meja, kursi, dan beberapa perlengkapan lainnya.
Selain tempat, TierSpace juga menyediakan berbagai fasilitas seperti locker pribadi, printer, scanner, mesin fotocopy, peralatan kantor, dapur, hingga minuman. Untuk bisa menikmati layanannya, TierSpace menerapkan berbagai macam paket, mulai dari paket per jam dengan biaya Rp 30.000, per hari Rp 220.000, hingga per bulan dengan biaya Rp 3,2 juta.
Alamat: Jl. Bakti No. 10, Jakarta Selatan, 12180 | Senin-Jumat, pada pukul 09.00-20.00 WIB & Sabtu, pada pukul 10.00-16.00 WIB.

Komentar
Coworking telah menjadi sebuah fenomena di luar negeri maupun Indonesia dan memberikan manfaat yang positif bagi produktivitas dan kepercayaan diri dari si partisipan. Banyak dari partisipan di coworking space ini adalah orang-orang yang masuk ke dalam kategori entrepreneur atau freelancer. Bagi orang-orang ini, bekerja tidak terbatas pada ruang kantor ataupun aturan yang sudah fixed. Para entrepreneurs ini biasa bekerja tak kenal waktu dan di mana saja untuk mencapai visi-nya, sehingga dibutuhkan suatu sarana pendukung kebebasan tersebut agar semua potensi kreativitas dapat dikeluarkan secara maksimal.
Beberapa alasan yang menginspirasi anda untuk bekerja dengan coworking :
1.      Lingkungan kerja yang positif
Atmosfer kerja yang positif dan kawan kerja yang ramah dan menyenangkan juga menjadi pertimbangan. Ada juga alasan, bahwa mereka sedang memperbesar peluang untuk menambah jejaring sosial dan memperoleh tawaran bekerja sama dalam satu proyek baru.
2.      Interaksi sosial
Jejaring sosial juga akan semakin luas karena mereka tak berinteraksi dengan kawan kerja yang itu-itu saja. Interaksi sosial yang lebih variatif juga memperbesar peluang kerja baru. Hal ini bisa memperbesar peluang untuk menambah jejaring sosial dan memperoleh tawaran bekerja sama dalam satu proyek baru.
3.      Menjadi semakin ahli
Lebih memiliki nilai-nilai yang sama di antara mereka dan lebih sering berbagi pengetahuan dengan sesama pekerja. Dalam kantor coworking yang besar dengan pekerja lebih banyak hubungan antar-pekerjanya mungkin tak terlalu dekat. Tapi keterbatasan ini tak membuat sebuah ruang coworking lantas kehilangan manfaat bagi pekerja yang tergabung di dalamnya.
4.      Fleksibilitas waktu
Anda bisa mengatur pertemuan dengan klien ditempat anda bekerja dengan waktu yang anda tentukan sendiri.
5.      Kantor sekaligus café
Suasana kantor coworking bisa dijadikan tempat rapat maupun tempat bertemu dengan klien. Hal ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda. Rapat pun jadi lebih menyenangkan.
Adapun Kelebihan dan Kelemahan Co-Working Space adalah
Kelebihan :
1.      Memenuhi permintaan yang makin tinggi bagi kalangan pekerja lepas, entrepreneur, dan pekerja kreatif untuk memiliki basis komunitas yang solid.
2.      Memanfaatkan potensi generasi milenial yang memasuki angkatan kerja dan ekspektasi mereka dalam lingkungan kerja yang berbeda.
3.      Memungkinkan penggunaan kembali ruang kantor yang ada menjadi suatu tawaran yang bernilai tinggi.
4.      Memberikan efisiensi lebih tinggi untuk pengeluaran bisnis seperti akses Internet, ruang pertemuan, ruang rehat, dan sebagainya.
Kelemahan :
1.      Tak ada kendala untuk masuk saat ruang kantor dan ritel masih tersedia banyak.
2.      Turnover konsumen yang tinggi karena audiens target yang kurang stabil.
3.      Renovasi mahal dibutuhkan untuk atmosfer kreatif dan berkualitas tinggi.
4.      Prevalensi kegemaran dan penyedia ruangan kerja nirlaba (misalnya, banyak ruang kerja yang disubsidi dan memilii misi sosial).
5.      Makin banyak dibutuhkan tenaga kerja daripada ruang kerja konvensional

Berikut Profil Salah Satu Co-Working di Yogyakarta dan Kometar mengenai Tata Ruangnya berdasarkan Buku The Liang Gie (Halaman 186-220) :
Profil Jogja Digital Valley
JDV (Jogja Digital Valley) merupakan inkubator bisnis ICT kedua yang dikembangkan oleh TELKOM setelah Bandung Digital Valley untuk melengkapi ekosistem kreatif digital, yang bertujuan untuk meningkatkan akselerasi jumlah pengembang untuk games, edutainment, music, animation dan software services khususnya di kota Yogyakarta dan sekitarnya. Jogja Digital Valley akan menjadi wadah yang sangat strategis bagi potential individual developer dan startup companies yang men-supply creative content untuk IT product dan service yang akan ditawarkan secara aktif ke IT market yang sedang booming saat ini salah satunya melalui jaringan distribusi online dan offline yang dimiliki TELKOM di seluruh Indonesia dan negara lain. Saat ini TELKOM telah menjangkau lebih dari 150 Juta Pelanggan, 220 Ribu Perusahaan skala Kecil, Menengah dan Besar, serta memiliki bisnis di 10 negara lainnya.
Sebagai sebuah pusat sumber daya, Jogja Digital Valley didukung oleh berbagai kompetensi yang dibangun dari komunitas-komunitas yang ada. Aspek pendanaan bagi perusahaan pemula (start-up companies) juga akan didukung melalui program inkubasi. Jogja Digital Valley juga akan memberikan edukasi dan pendampingan bisnis bagi seluruh pengembang baik kompetensi teknis maupun kompetensi bisnis sehingga setiap pengembang dapat mengkomersialisasikan hasil inovasinya secara terencana dan tepat sasaran. Jogja Digital Valley juga menyediakan fasilitas pendukung yang lengkap mulai dari tahap pengembangan, desain, hingga komersialisasi.
JDV (Jogja Digital Valley) adalah co-working space gratis kedua yang dibangun oleh Telkom, didirikan di kota Yogyakarta pada bulan Agustus lalu. Konsep dan layanan yang diberikan JDV sama dengan BDV, dan sama-sama bertujuan untuk mendorong pertumbuhan perusahaan milik technopreneur atau developer dan menjembatani mereka dengan target pasarnya. Tempat ini memiliki luas 800 meter persegi, ruangan gadget, ruangan rapat, dan ruang inkubasi. Co-working space ini bisa menampung sampai 50 orang.
Telkom menginvestasikan Rp 10 miliar selama tiga tahun ke depan untuk JDV. Seperti halnya BDV, untuk menggunakan tempat ini, Anda hanya perlu mendaftar di situsnya.
            Adapun misi dan tujuan Jogja Digital Valley ialah :
Dalam jangka pendek, Jogja Digital Valley akan memberikan bimbingan baik dari segi teknis dan bisnis dalam pengembangan solusi berbasis konten dan aplikasi yang dapat bermanfaat baik bagi masyarakat maupun industri. Pendampingan teknis akan diberikan dalam bentuk pembelajaran maupun asistensi dalam melakukan pengembangan aplikasi, sosialisasi terhadap trend yang berkembang, melakukan pengujian aplikasi dan lain-lain. Bimbingan bisnis akan diberikan dalam bentuk pembelajaran bisnis seperti analisa peluang pasar, pembuatan business model, asistensi cara menjual dan lain-lain.
Dalam melaksanakan misi tersebut, Jogja Digital Valley dikelola secara profesional oleh MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif TIK Indonesia), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki misi untuk mendorong pertumbuhan industri kreatif digital di Indonesia. Dengan kolaborasi antara TELKOM dan MIKTI yang beranggotakan para profesional dan wirausaha di bidang industri kreatif digital di Indonesia, diharapkan benefit yang diberikan kepada komunitas pengembang menjadi lebih optimal.
Dalam jangka panjang Jogja Digital Valley mempunyai misi untuk mendorong dan mempercepat swasembada ICT khususnya aplikasi dan konten sehingga diharapkan ke depan seluruh kebutuhan aplikasi dan konten mayoritas akan terpenuhi oleh pengembang dalam negeri, selain itu kita juga mulai dapat tampil di regional dan internasional.

Tata Ruang Jogja Digital Valley

Kantor JDV

Menurut saya, lokasi Jogja Digital Valley strategis dan terdapat tulisan Papan Nama yang besar sehingga mudah ditemukan oleh pengusaha yang ingin memulai usaha. Halamanya bersih, namun parkiran sepeda motor tidak terdapat payungan sehingga sepeda motor kepanasan.

Gadget Room dan Management Room

Ruang Gadget Room penempatan barang-barang sudah pada tempatnya, sehingga memudahkan mencari gadget yang di inginkan. Tempatnya bersih dan menggunnakan cahaya tidak langsung sehingga tidak menyilaukan mata. Selain itu terdapat karpet di lantai yang menhindarkan penngunjung Gadget Room dari bahaya kesetrum. Tetapi tidak tedapat tabung pemadam di ruang ini.
Ruang Management Room tidak efisien karena ruang manajer tidak tertutup sehigga privacy manajer terganggu namun kerja manajer dapat bebas. Manajer dapat mengawasi bawahannya secara langsung. Pencahayaannya terang dan ruangannya bersih.


Meeting Room

Ruangannya bersih, cahaya terang dan tata letak meja dan kursi terpenuhi. Terdapat beberapa kursi yang digunakan untuk meeting. Meeting tidak untuk orang banyak namun uuntuk empat orang saja. Namun ruangan ini terbuka sehingga dalam meeting berisik dan tidak untuk meeting yang bersifat rahasia.


Private Room

Menurut saya ruangannya bersih, terdapat sekat yang memisahkan meja kerja sehingga privacy terjaga. Selainn itu pencahayaannya terang baik dalam maupun luar. Meningkatkan gairah kerja karena di depannya terdapat taman. Namun kaca di ruangan berwarna putih sehingga jika ada orang yang berlalu lalang melewati ruangan tersebut dapat mengganggu konsentrasi pekerja.


Toilet JDV

Toilet di JDV bersih. Antara toilet perempuan dan laki-laki di pisah dan diberi tanda sehingga jika ingin ke toilet tidak salah masuk.


Kafe Room

Menurut saya kafe room bersih terdapat meja dan kursi yang saling berhadapan sehingga jika ingin menyelesaikan pekerjaan dengan santai dan dapat bertukar informasi antar pengusaha.

Menurut saya ruangan di kantor ini sudah digunakan semua sehingga tidak ada ruangan yang nampak kosong. Ruangan menggunakan warna yang sesuai dengan tempat kerja sehingga pekerja mengerjakan tugas dengan nyaman. Semua ruangan di JDV menggunakan ruang terbuka yang memiliki kekurangan yaitu bising karena tidak terdapat sekat dan kelebihannya pekerja dengan bebas karena tidak terdapat sekat yang membatasi sehingga memudahkan untuk saling berkomunikasi antar pekerja.


Risma Dyar Puspita
138314021
PAP 13 A
FE-UNESA
.

1 komentar:

  1. Coworking space saat ini memang sedang ngetren di kota-kota besar. Sepertinya bisnis akan semakin berkembang di masa mendatang.

    BalasHapus